Disnaker Batang Gelar Pelatihan Pengolahan Limbah Kayu

Batang - Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Batang menggelar pelatihan uji kompetensi program pengolahan limbah kayu dengan pembiayaan dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Bea Cukai pada tahun 2021.

Adapun peserta pelatihan sebanyak 16 orang dari petani tembakau di Kabupaten Batang. Pelatihan diselenggarakan selama dua pekan

“Program pengolahan limbah kayu ini tujuannya untuk pencari kerja tetapi berhubung kekurangan minat akhirnya diambilkan yang sudah kerja pesertanya, supaya bisa melamar ke perusahaan yang membutuhkan tenaga kerajinan dari limbah kayu,” kata Kepala bidang Pelatihan, Penempatan tenaga kerja, dan Transmigrasi Disnaker Kabupaten Batang Ambarwati Ningsih saat ditemui di Desa Sempu, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang, Rabu (17/11).

Seandainya para peserta setelah pelatihan tidak bisa bekerja di perusahaan, ujarnya, mereka bisa membuka wirausaha kerajinan sendiri dan harapannya bisa menampung para pekerja agar mengurangi pengangguran.

“Peserta dilatih untuk membuat kerajinan dari limbah kayu jati, kayu mahoni, biji mahoni, dan palem itu semua dibuat menjadi cermin, hiasan dinding, tempat sampah, kursi, pembatas ruangan dan meja,” jelasnya.

Sementara itu, perajin limbah kayu Ngatimin mengatakan bahwa dirinya melakukan kerja sama dengan Disnaker Kabupaten Batang untuk melatih para peserta dengan program kompetensi pengolahan limbah kayu.

“Saya mengajarkan peserta untuk memanfaatkan limbah kayu yang tidak dipake baru kita membuat desainnya bisa dibuat kerajinan apa yang bernilai jual, jangan kita memikirkan desainnya dulu baru mencari limbah kayunya pasti akan kesulitan,” terangnya.

Pemanfaatan limbah kayu, lanjut dia, bergantung pada limbah yang ada, jadi semua bahan yang ada harus dimanfaatkan dan tidak boleh ada yang dibuang atau tidak terpakai. Karena itulah perlunya kreativitas tinggi dari para peserta.

“Limbah yang digunakan menggunakan dari kayu jati, kayu mahoni, biji mahoni, dan palem karena kualitasnya yang bagus dan daerah sini memang banyak pohon jati yang sisa-sisanya tidak dimanfaatkan,” imbuhnya.

Ia menjelaskan, limbah sendiri bisa diambil dari hutan seperti ranting pohon atau tunggak yang tidak dipakai dan limbah dari penggeraji sisa-sisa dari potongan kayu.

Diharapkannya, para peserta dapat terus mengasah kemampuan kreativitasnya setelah selesai pelatihan ini, agar nantinya menghasilkan kerajinan yang bernilai jual tinggi dan bisa membantu perekonomian keluarga.